Makalah Konsep Perilaku

MAKALAH

KONSEP PERILAKU

 

 

 

 

oleh :

                                                Nama   : Rani Anggreani

                                                NIM    : 201221056

                                                Prodi   : D3  Keperawatan

 

 

 

STIKES ST. ELISABETH SEMARANG

2012/2013

 

KONSEP PERILAKU

 

  1. Hakekat Perilaku

 

  1. Pengertian Perilaku

suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni :

1)    dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit)

2)     dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit)

Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik.

 

  1. Pengertian perilaku menurut para ahli

 

  • Soekidjo Notoatmodjo, 1987            : segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
  • Robert Y. Kwick , 1972                    :tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
  • Ensiklopedi Amerika                        :suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula.
  • Skinner                                               : respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.teori Skinner  disebutteori “S-O-R” ( Stimulus – Organisme – Respon). , perilakudibedakanmenjadidua :

–          Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

 

 

 

–          Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

 

  1. Proses Pembentukan Perilaku

 

Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :

 

1)      Persepsi

pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.

2)      Motivasi

Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku

3)      Emosi

Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.

4)      Belajar

Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.

 

Proses pembentukan perilaku

  • Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan 
  • Motivasi

–         Motivasi yang terbaik adalah motivasi yang datang dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik), bukan pengaruh lingkungan (motivasi ekstrinsik)

 

  • Faktor perangsang dan penguat
  • Pengaruh sikap dan kepercayaan

–        Memberi hadiah dalam bentuk penghargaan, pujian, piagam, hadiah, promosi pendidikan dan jabatan

–        Kompetisi atau persaingan sehat

–        Memperjelas tujuan atau menciptakan tujuan antara (pace making)

 

  1. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

 

 Terdapat beberapa tahapan yang dilalui,tahap tersebut antara lain :

 

  • tahap mengetahui

fakor : pengetahuan (knowledge)

            adalahhasil penginderaanmanusiaatauhasiltahuseseorangterhadapobjekmelalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga). Dengansendirinya, pada waktupenginderaansampaimenghasilkanpengetahuantersebutsangat dipengaruhiolehintensitasperhatiandanpersepsiterhadapobjek.

 

 

  • tahap memahami (comprehension)

merupakan tahap memahamisuatuobjekbukansekedartahu atau dapat menyebutkan, tetapi juga dapat menginterpretasikan secarabenartentangobjek.

  • tahap aplikasi (application)

yaitu jika orang yang telahmemahamiobjekyangdimaksuddapatmengaplikasikanprinsip yang diketahuipadasituasi yang lain.

  • tahap analisis (analysis)

 merupakan kemampuanseseorangmenjabarkandanataumemisahkan. Indikasibahwapengetahuanseseorangsudahsampaipada tingkatanalisis jika dapatmembedakan,memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram pada pengetahuanatasobjektersebut.

  • tahap sintesis (synthesis)

kemampuanseseoranguntukmerangkumsuatuhubunganlogisdarikomponen ­

komponenpengetahuan yang dimiliki.

  • tahap evaluasi (evaluation)

kemampuanseseoranguntukmelakukan penilaianterhadapsuatuobjek.

 

Faktor menurutGreen factor:

 

  • Faktorpredisposisi (predisposing factors)

yaitufaktor yang mempermudahataumempredisposisiterjadinyaperilakuseseorangantara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilaidantradisi.

  • Faktorpemungkin (enabling factors)

yaitufaktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasiperilakuatautindakanantara lain umur, status sosialekonomi, pendidikan, prasaranadansaranasertasumberdaya.

  • Faktorpendorongataupenguat (reinforcing factors)

faktor yang mendorongataumemperkuatterjadinyaperilakumisalnyadenganadanya contohdariparatokohmasyarakat yang menjadipanutan.

 

 

 

  1. Macam – macam Perilaku

 

Pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati, melalui sikap dan tindakan, namun demikian tidak berarti bahwa bentuk perilaku itu hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakannya saja, perilaku dapat pula bersifat potensial, yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi dan persepsi.  

 

  1. a.       Macam – macam perilaku menurut para ahli

 

  • Bloom (1956)

–        Coqnitive

yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.

 

–        Affective 

berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minatsikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

–        Psikomotor

berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minatsikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

 

  • Ki Hajar Dewantara

–        Cipta

–        Rasa

–        Karsa atau Peri akal

–        Peri rasa

–        Peri tindakan

 

  • Ahli lain

–        Pengetahuan,

–        Sikap

–        Tindakan

 

 

  1. 5.     Perilaku Orang Dewasa

 

  1. a.       Arti dewasa

 

  • ·        Secara biologi         

merupakan sebuah sinonim yang menandakan bahwa manusia tersebut telah mencapai akhil baligh atau masa pubersitas yang menandakan bahwa usia tersebut seseorang dapat melakukan reproduksi.

 

 

  1. b.      Perilaku dewasa

merupakan sebuah sikap yang diikuti mental yang siap dan setara terhadap manusia-manusia yang telah dianggap dewasa sebelumnya.

 

  1. c.       Cara belajar menjadi dewasa

– bimbingan dari orang yang anda anggap sudah dewasa, serta pengakuan darinya bahwa dia telah dewasa.(contoh: orang tua kandung, dsbnya)
– meniru sifat, sikap, dan perilaku orang yg kita anggap dewasa (hal ini merupakan cara belajar mulai dari bayi)
– introspeksi diri apakah cara yang dijalani untuk belajar dewasa menurut masyarakat telah benar.

 

 

 

  1. 6.     Pengembangan Perilaku

 

Perkembangan manusia tidak hanya tertuju pada aspek psikologis saja, tetapi juga aspek biologis. Karena setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lain saling mempengaruhi. Terdapat hubungan atau korelasi yang positif diantara aspek tersebut.

 

  1. 1.        Perkembangan Fisik dan Perilaku Psikomotorik
  2. Perkembangan fisik

Perkembangannya fisik ini mencakup aspek-aspek sebagai berikut:

1)        Perkembangan anatomis

Perkembangan anatomis ditunjukkan dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang belulang. Indeks tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan badan badan secara keseluruhan.

2)        Perkembangan fisiologi

Perkembangan fisiologis ditandai dengan adanya perubahan-perubahan secara kuantitatif, kualitatif dan fungsional dari sistem-sistem kerja hayati seperti konstraksi otot, peredaran darah dan pernafasan, persyaratan, sekresi kelenjcar dan pencernaan.Aspek fisiologi yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak (brain).

  1. Perkembangan perilaku psikomotorik

Perilaku psikomotorik memerlukan koordinasi fungsional antara neuronmuscular system (persyarafan dan otot) dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif)

1)      Berjalan dan Memegang Benda

2)      Bermain dan Bekerja

3)      Proses Perkembangan Motorik

 

  1. 2.        Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitis

 

  1. Perkembangan Bahasa

Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam pengertian ini tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka..Perkembangan pikiran itu dimulai pada usia 1,6-2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut yaitu:

1)   Faktor Kesehatan.

2)   Inteligensi Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat inteligensinya.

3)   Status Sosial Ekonorni Keluarga.

4)   Jenis kelamin (Sex).

5)   Hubungan Keluarga.

 

  1. Perkembangan Bahasa dan Perilaku Kognitif

Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan., Jean Piaget (sebut: Jin Piasye), mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi 4  tahapan:

1)   Tahap sensory-motor yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun.

2)   Tahap pre-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun.

3)   Tahap concrete-operational, yang terjadi pada usia 7-11 tahun

4)   Tahap formal-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun

Terdapat hubungan yang amat erat antara perkembangan bahasa dan perilaku kognitif.Bahasa merupakan sarana dan alat yang strategis bagi 1ajunya perkembangan perilaku kognitif.

 

  1. 3.        Perkembangan Perilaku Sosial, Moralitas dan Keagamaan

 

  1. Perkembangan Perilaku sosial

Secara potensial (fitriah) manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon), kata Plato.

1)   Proses sosialisasi dan perkembangan sosial

Secepat individu menyadari bahwa di luar dirinya itu ada orang lain, maka mulailah pula menyadari bahwa ia harus belajar apa yang seyogianya ia perbuat seperti yang diharapkan orang lain.

 

2)   Kecenderungan Pola Orientasi Sosial

  1. Perkembangan Moralitas

1)   Perkembangan Moral

Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (Moris), yang berarti adat istiadat peraturan/nilai-nilai atau tatacara kehidupan.

2)   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Moral

Perkembangan moral seorang anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan Anak memperoleh nilai-nilai moral dan lingkungannya dan orangtuanya.. Beberapa sikap orangtua yang perlu diperhatikan sehubungan dengan Perkembangan moral anak, di antaranya sebagai berikut.

a)    Kolsisten dalam rnendidik anak

b)   Sikap orangtua dalarn keluarga

c)    Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut

d)   Sikap orangtua dalam menerapkan norma

  1. Perkembangan Penghayatan Keagamaan

 

 

 

  1. 4.        Perkembangan Perilaku Afektif, Konatif dan Kepribadian

 

  1. Perkembangan Fungsi-Fungsi Konatif dan Hubungannya dengan Pembentukan

Fungsi konatif atau motivasi itu merupakan faktor penggerak perilaku manusia yang bersumber terutama pada kebutuhan-kebutuhan dasarnya (basic needs).

  1. Perkembangan Emosional dan Perilaku Afektif

Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya, selalu melibatkan tiga variabel, yaitu rangsangan yang menimbulkan emosi (the stimulus variable), perubahan-perubahan fisiologis, yang terjadi bila mengalami emosi (the organismic variable), dan pola sambutan ekspresi atau terjadinya pengalaman emosional itu (the response variable).

 

  1. Perkembangan Kepribadian

Kepribadian merupakan terjemahan dan Bahasa Inggris o7iai’t’ istilah personality secara etimologis berasal dan bahasa Latin “person” (kedok) dan “personare” (menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi. Personare adalah bahwa pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu.Keunikan penyesuaian sangat berkaitan dengan aspek-aspek kepribadian itu sendiri, yaitu meliputi hal-hal berikut.

1)      Karakter, yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika pen laku, konsisten atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

2)      Temperamen, yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat/lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan

3)      Sikap terhadap objek (orang, benda, peristiwa, norma dan sebagainya) yang bersifat positif, negatif atau ambivalen (ragu-ragu).

4)      Stabilitas emosi, yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dan lingkungan. Seperti: mudah tidaknya tersinggung marah, sedih atau putus asa.

5)      ResponsibilitaS (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima risiko dan tindakan atau perbuatan yang dilakukan.

6)      Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal,yang tampak dalam sifat pribadi yang tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

  1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

Kepribadian dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik hereditas (pembawaan) maupun lingkungan (seperti: fisik, sosial, kebudayaan, spiritual).

1)      Fisik. Faktor yang dipandang mempengaruhi perkembangai kepribadian adalah postur tubuh (langsing, gemuk, pendek atau tinggi), kecantikan (cantik atau tidak cantik), kesehatan (sehat atau sakit-sakitan), keutuhan tubuh (utuh atau cacat), dan keberfungsian organ tubuh.

2)      Inteligensi. Tingkat intelegensi individu dapat mempengaruhi perkembangan kepribadiannya.

3)      Keluarga. Suasana atau iklim keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.

4)      Teman sebaya (peer group). Setelah masuk sekolah, anak mulai bergaul dengan teman sebayanya dan menjadi anggota dan kelompoknya. Pada saat inilah dia mulai mengalihkan perhatiannya untuk mengembangkan sifat-sifat atau perilaku yang cocok atau dikagumi oleh teman-temannya, walaupun mungkin tidak sesuai dengan harapan orangtuanya.

5)      Kebudayaan. Setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras, atau suku bangsa) memiliki tnadisi, adat, atau kebudaya yang khas.

 

 

  1. Perilaku Perawat Profesional

Secaraumumtenagaprofesionalseringdiidentifikasisebagai:

  1. seorang yang seriusterhadapperkerjaannya,
  2. berpenampilansangatbaik, danmendemonstrasikanetikdantanggungjawabterhadappekerjaannya(Ellis dan Hartley, 1980)

 

Tenaga profesional dalam bekerja tedak lepas dari 4 esensi profesionallisme,yaitu :

–        kompetensi

–        standar etik yang tinggi

–        pengetahuan yang memadahi

–        wellas asih / kasih sayang

 

Perilaku perawat yang perofesional :

–        Empati

yaitu kemampuan untuk menyadari, memahami, dan menghargai perasaan dan pikiran orang lain. Empati adalah “menyelaraskan diri” (peka) terhadap apa, bagaimana, dan latar belakang perasaan dan pikiran orang lain sebagaimana orang tersebut merasakan dan memikirkannya.

–        Tanggung jawab sosial

yaitu kemampuan untuk menunjukkan bahwa kita adalah anggota kelompok masyarakat yang dapat bekerja sama, berperan, dan konstruktif.

–         Mengelola obat-obatan dengan benar

–        Memonitor melaporkan dan mencatat setiap perubahan yang terjadi pada kondisi pasien

–        Berkomunikasi secara efektif

–        Gunakan peralatan dengan benar

–        Tahu kebijakan dan prosedur keperawatan yang ditetapkan rumah sakit dan lembaga keperawatan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

–       http://dewasastra.wordpress.com/2012/03/11/konsep-dan-pengertian-perilaku/

–       http://dewasastra.wordpress.com/tag/macam-macam-perilaku/

–        http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom

–        http://id.wikipedia.org/wiki/Dewasa

 

Leave a comment